Ketika itu, Maha Moggallana Thera mengunjungi alam surga dan menjumpai banyak dewa yang tinggal di tempat mewah. Beliau bertanya kepada mereka, perbuatan baik apa yang menyebabkan mereka terlahir di alam surga, dan mereka pun memberikan jawaban yang berbeda-beda.
Dewa yang satu mengatakan ia terlahir di alam surga bukan karena ia banyak berdana atau sering mendengarkan Dhamma, tetapi hanya karena ia selalu berbicara benar.
Dewa kedua adalah dewa wanita yang terlahir di alam surga karena ia tidak pernah marah pada tuannya dan tidak memiliki maksud buruk padanya meskipun tuannya sering memukul dan menyiksanya. Dengan meredam kemarahan dan menghindari kebencian, ia terlahir di alam surga.
Selanjutnya, ada yang terlahir di alam surga karena sedikit berdana seperti mendanakan gula tebu, buah, atau beberapa sayuran kepada seorang bhikkhu atau pada orang lain.
Setelah kembali dari alam surga, Maha Moggallana Thera bertanya kepada Sang Buddha, apakah mungkin meraih banyak keuntungan hanya dengan bicara benar, atau mengendalikan perbuatan atau dengan memberikan sedikit barang seperti buah dan sayuran.
Sang Buddha menjawab, “Anak-Ku, mengapa kau bertanya hal itu? Apakah kamu tidak melihat dan mendengar sendiri apa yang dewa-dewa itu katakan? Seharusnya engkau tidak meragukannya. Sedikit perbuatan baik pasti akan membawa seseorang terlahir di alam surga.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 224 berikut :
Hendaknya orang berbicara benar,
hendaknya orang tidak marah,
hendaknya orang memberi walaupun sedikit
kepada mereka yang membutuhkan.
Dengan tiga cara ini,
orang dapat pergi ke hadapan para dewa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar