Dhammika mempunyai tujuh orang putra, dan tujuh orang putri. Sama seperti ayahnya, mereka semuanya berbudi luhur dan tekun berdana. Ketika Dhammika jatuh sakit, dan berbaring di tempat tidurnya, ia membuat permohonan kepada Sangha, untuk datang kepadanya, untuk membacakan paritta-paritta suci di samping pembaringannya.
Ketika para bhikkhu membacakan “Mahasatipatthana Sutta”, enam kereta berkuda yang penuh hiasan dari enam alam surga, datang mengundangnya pergi ke masing-masing alam. Dhammika berkata kepada mereka untuk menunggu sebentar, takut kalau mengganggu pembacaan sutta. Bhikkhu-bhikkhu itu berpikir bahwa mereka disuruh untuk berhenti, maka mereka berhenti, dan kemudian meninggalkan tempat itu.
Sesaat kemudian, Dhammika memberitahu anak-anaknya, tentang enam kereta kuda yang penuh hiasan sedang menunggunya. Ia memutuskan untuk memilih kereta kuda dari surga Tusita, dan menyuruh salah satu dari anaknya memasukkan karangan bunga pada kereta kuda tersebut. Kemudian ia meninggal dunia, dan terlahir kembali di surga Tusita.
Demikianlah orang berbudi luhur berbahagia di dunia ini, sama seperti di alam berikutnya.
Hal ini dibabarkan Sang Buddha sebagai syair 16 berikut:
Di dunia ini ia bergembira.
Di dunia sana ia bergembira.
Pelaku kebajikan,
bergembira di kedua dunia itu.
Ia bergembira dan bersuka cita karena,
melihat perbuatannya sendiri yang bersih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar