Ketika beliau sedang membuat jubah, Sang Buddha datang beserta murid-murid utama dan beberapa murid senior Beliau. Mereka menolong menjahit jubah.
Ketika itu, Jalini, dalam ujud gadis muda datang ke desa dan memperhatikan kedatangan Sang Buddha beserta murid Beliau dan juga bagaimana mereka menolong Anuruddha Thera. Ia menganjurkan penduduk desa untuk mengirimkan makanan yang lezat ke vihara dan sebagai akibatnya terjadi kelebihan makanan. Bhikkhu yang lain melihat terlalu banyak makanan tersisa, mencela Anuruddha Thera.
“Anuruddha Thera seharusnya berkata kepada keluarga dan murid-muridnya agar mengirim makanan secukupnya, mungkin ia ingin menunjukkan bahwa ia mempunyai banyak pengikut.”
Kepada para bhikkhu itu, Sang Buddha berkata, “Bhikkhu janganlah berpikir: anak-Ku telah berkata kepada keluarga dan murid-muridnya untuk mengirimkan bubur nasi dan makanan lainnya, seorang arahat tidak membicarakan perihal makanan dan pakaian. Jumlah makanan berlebihan yang dikirimkan ke vihara pagi hari ini berasal dari kemauan makhluk alam lain dan bukan dari manusia.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 93 berikut ini:
Ia yang telah memusnahkan semua kekotoran batin,
yang tidak lagi terikat pada makanan,
yang telah menyadari Kebebasan Mutlak,
maka jejaknya tidak dapat dilacak,
bagaikan burung-burung di angkasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar